Lalu Lintas Jakarta di Pekan Kemerdekaan

Mona
Data Sekitar
Published in
5 min readAug 29, 2018

--

Suatu hari, saya mendapati banyak netizen di media sosial mengeluh tentang bakal macetnya Jakarta apabila diberlakukan sistem ganjil-genap. Saya penasaran dong, apa iya beneran tambah macet. Saya gunakanlah HERE Maps API untuk mendapatkan data traffic secara real-time, tapi ternyata saya telat: kebijakannnya udah terlanjur diturunkan pas saya mulai ambil data, jadi tidak bisa membandingkan traffic sebelum dan sesudah, yasalam.

Oleh karena itu, daripada data yang sudah terlanjur terambil tidak terpakai, saya putuskan untuk membuat visualisasi lalu lintas satu minggu di Jakarta. Saya pilih 13–19 Agustus 2018 karena di pekan ini kebetulan banyak event: long weekend, tujuh-belasan, juga pembukaan Asian Games. Sedemikian hingga kayaknya menarik aja kalau divisualisasikan.

Saya menggunakan HERE Maps API untuk mengambil data traffic (script). Kemudian, saya plot hasilnya menggunakan Folium package di Python, sedemikian hingga setiap output di HERE Maps API punya html map file-nya masing-masing. Saya tahu saya akan bikin animasi sehingga saya cari cara supaya bisa merangkai frames. Saya putuskan untuk yaudalahya agak “manual” saja soalnya saya males ribet-ribet dan lama (kalau harus belajar tools lain misalnya yang mungkin lebih canggih tapi saya nggak tahu). Begini proses yang saya lakukan

input (data tiap 30 menit) → plot ke Folium → Screenshot (otomasi dengan selenium) → Edit tiap screenshot dengan menambahkan tanggal dan jam → jahit satu per satu untuk dijadikan GIF/video.

Proses lengkapnya ada notebook ini.

Kenapa saya pakai HERE Maps API? Soalnya kita bisa ambil “data mentah” nya seperti kecepatan, kemudian index kemacetan, dan yang terpenting shapefiles-nya (tidak cuman traffic tiles seperti Google Maps) dan saya trauma dengan harga Google Maps API yang kini melambung tinggi bak popularitas Awkarin saat bikin video putus dengan mantannya. HERE Maps Traffic API ini punya data “Jam Factor” untuk setiap segmen jalan, sedemikian hingga lebih gampang aja gitu mewarnai petanya. Jam Factor (JF) punya nilai 0–10 dengan 10 berarti macet total. Untuk JF<1 yang tergolong sangat lancar, saya warnai dengan warna hijau tua. Kemudian untuk JF>1, mari kita visualisasikan histogramnya ketika rush hour.

Terlihat ada perbedaan signifikan di beberapa nilai JF sehingga kita bisa mengkategorikan JF ke beberapa grup menurut histogram di atas. Saya golongkan JF 1–3 sebagai lancar dan saya warnai dengan warna hijau, JF 3–4 sebagai cukup lancar (hijau muda), 4–8 sebagai ramai lancar (kuning), dan di atas 8 sebagai padat/potensi macet (merah). Saya plot petanya tiap 30 menit.

Ternyata ada beberapa pola menarik yang bisa kita amati:

1. Warga mulai melakukan aktivitasnya pada 05:30

Senin Pagi

Dari GIF di atas, terlihat bahwa Jakarta mulai menggeliat antara 5:30–6:00 dan dari perubahan warna yang mencolok di jam-jam tersebut, kita bisa kurang lebih tahu kira-kira dimana para pejuang ibukota bermukim.

2. Jalan/Tol ke Bekasi terbukti lebih macet

Amati jalan tol sebelah paling kanan yang sepertinya merah terus dari jam rush hours sore hingga tengah malam. Salut buat para pejuang traffic ibukota yang tinggal di Bekasi dan sekitarnya, tingkat kesabarannya sudah teruji.

3. Deteksi event: Pembukaan Asian Games

Data traffic seperti ini biasa dijadikan acuan oleh pada transportation engineer, traffic manager, dan semacamnya untuk mendeteksi adanya event sehingga bisa mengalihkan lalu lintas. Juga untuk orang awam seperti kita yang biasanya mendapat info semacam ini dari Google Maps misalnya, agar bisa merencanakan jalan alternatif mana yang musti diambil. Contoh yang bisa kita amati disini adalah Pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018. Seminggu sebelumnya di jam yang sama (kiri), daerah GBK terilah lancar-lancar saja pada pukul 23.00, sementara pada 18 Agustus di jam yang sama (kanan), jalan seputaran GBK berikut tol di dekatnya terlihat lebih macet kemungkinan besar karena pada saat itu acara telah berakhir dan penonton meninggalkan stadium.

4. Awal Pekan vs Menjelang Akhir Pekan

Di awal pekan, lalu lintas rush hour sore, tidak seramai menjelang akhir pekan seperti Jumat sore atau di kasus ini karena Jumat libur, saya ambil Kamis sore. Terlebih pekan tersebut long weekend sehingga hingga banyak orang sepertinya memilih pulang lebih awal, mengakibatkan penumpukan kendaraan di jam 6 sore. Jalan tol ke bandara juga relatif lebih macet.

5. Hari Kerja vs Hari Libur

Hal yang paling membedakan traffic hari kerja dan hari libur adalah aktivitas di jalan lingkar dan di jalan tol. Pada tengah hari dimana orang-orang sudah masuk kantor dan bekerja, jalan tol tetap ramai karena tidak semua orang bekerja dengan privilege kantor ber-AC dan kursi nyaman. Supir truk misalnya, yang membawa paket belanja online kita dari Surabaya ke Tangerang lewat jalan darat, mereka “berkantor” di jalan antar kota antar propinsi.

Hari Kerja
Hari Libur

Sementara ketika hari libur tujuh belasan, walaupun jalan dalam kota tetep ramai karena banyak orang yang masih harus ngantor untuk upacara, jalan tol terlihat lengang karena minimnya kendaraan antarkota yang beroperasi.

…dan lain sebagainya

Banyak hal lain yang bisa kita amati dari data traffic saja. Buat teman-teman yang masih penasaran dan ingin menggali lebih lanjut, berikut adalah video animasi traffic Jakarta selama seminggu yang saya buat. Silakan amati dan beri komentar di bawah kalo teman-teman menemukan hal menarik lainnya.

Traffic Jakarta selama seminggu

Mungkin ini saja yang bisa saya bagikan di tulisan kali ini. Terima kasih sudah meluangkan beberapa menit untuk membaca ulasan iseng yang mungkin kurang penting ini. Semoga tidak kapok dan sampai jumpa di tulisan-tulisan selanjutnya!

Mona | Silakan sapa saya di nmonarizqa[at]windowslive[dot]com

Github repo: https://github.com/nmonarizqa/weekly-viz/tree/master/jakarta-weekly-traffic

Edit 31/8/2018: Tambah beberapa penjelasan tentang bagaimana saya memproses data.

Tulisan lainnya tentang lalu lintas Jakarta: Jakarta Commute Time

--

--