Jakarta Commute Time

Mona
Data Sekitar
Published in
7 min readDec 1, 2017

--

Beberapa bulan lalu, saya kontemplasi tentang apa yang akan saya lakukan kalau pulang ke Indonesia for good, utamanya tentang di mana saya akan bekerja. Jakarta jadi salah satu opsi yang tidak bisa dikesampingkan karena semua uang ada di sana. Ilfil karena macetnya dan buta Jakarta (saya dari Jogja dan nggak pernah tinggal di Jakarta btw), saya iseng cari tahu sebenernya seberapa lama waktu pulang-pergi kerja yang kira-kira harus saya alokasikan jika tinggal di tempat X di Jakarta.

Oke, jadi awalnya saya kumpulkan batas kelurahan di DKI Jakarta, Depok, Kota Bekasi, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan aka Jadetabek. Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang saya skip karena saya pikir terlalu besar dan jauh dari Jakarta jadi secara personal di luar preferensi tempat tinggal saya 😆. Cukup mudah mendapatkan shapefile DKI karena ada di GIS BPBD Jakarta, tapi untuk kota lainnya, saya harus berjuang cukup ekstra dan akhirnya menemukan beberapa sumber yang harus saya jahit satu-satu, itupun tidak terlalu match dengan batas kotanya — dan saya lupa sumbernya 😢 (kalo ketemu saya janji cantumin deh).

Karena saya tidak tahu persis persebaran tempat kerja orang-orang Jakarta, saya asumsikan Senayan sebagai destinasi kerja. Setelah itu, dari centroid tiap kelurahan, saya hitung waktu tempuhnya ke Senayan tiap lima menit dari pukul 07:00 hingga 09:00 di hari Senin 27 November 2017 menggunakan HERE Maps API, kemudian disimpan sebagai data untuk morning rush hour. Untuk evening rush hour, saya gunakan Senayan sebagai titik berangkat. Sama, saya hitung tiap lima menit dari pukul 16:00 hingga 20:00 di hari Jumat 24 November 2017. HERE Maps API menggunakan historical data sehingga harusnya data yang saya dapatkan ini kira-kira menggambarkan situasi kondisi Jakarta pada umumnya. Dipilih Senin dan Jumat agar saya mendapatkan gambaran worst case untuk pergi dan pulang dalam satu pekan. Pesimis lebih baik bukan kalo masalah Jakarta *eh.

Rata-rata waktu tempuh ke Senayan (Pagi) dan dari Senayan (Sore)

Setelah dirata-rata hasilnya untuk seluruh Kelurahan, ternyata ada trend-nya. Untuk pagi, berangkat jam 07:50 dari rumah sepertinya dijamin akan lebih lama di jalan, demikian pula dengan pulang jam 17:45. Bagaimana persebarannya secara spatial, bisa dilihat di peta di bawah ini.

Commute time pagi vs sore

Saya warnai Jadetabek dengan 6 warna, sebut saja kuning muda, kuning tua, oranye, merah, coklat, dan hitam untuk berturut-turut waktu tempuh 0–15 menit, 15–30 menit, 30–45 menit, 45–60 menit, 60–75 menit, dan lebih dari 75 menit. Di pagi hari, terlihat bahwa Bekasi dan Depok didominasi coklat dan hitam aka perjalanan bakal di atas 1 jam. Menariknya di sore hari, tampaknya daerah hitam di Depok lebih menjamur daripada Bekasi, menjadikan meme ‘Bekasi jauh banget’ terdengar seperti keluhan millennials belaka (… or not? eta terangkanlah). Saya kemudian inget kereta jalur L di New York yang dilabeli sucks oleh New Yorkers padahal realitanya waktu tunggunya paling cepat dibanding yang lain. Setelah ditilik dan mengamati langsung, ternyata isinya sebagian besar… millennials dan hippies! Yhhaaa 😐. Haha… maaf OOT.

Oke kembali ke Jakarta. Saya amati, ternyata grafik waktu tempuh tiap lima menit untuk tiap kelurahan berbeda-beda bentuknya. Ada yang makin lama makin naik alias makin siang makin macet, ada pula yang sebaliknya. Penasaran, saya kelompokkan time-series tiap kelurahan, pagi dan sore, ke dalam beberapa cluster menggunakan K-Means. Untuk pagi, ada 6 cluster yang kemudian saya warnai dengan kuning, marun, tosca, biru, pink, putih.

Cluster timeseries waktu perjalanan pagi

Saya berusaha menamakan tiap cluster sesuai trend-nya masing-masing. Biru contohnya, naik perlahan kemudian turun tajam setelah jam 08:00, sehingga saya namakan “Paling macet 08:00 habis itu mending berangkat siang” karena dari grafik terlihat lebih menguntungkan berangkat jam 9 daripada jam 7. Cluster 6 mempunyai bentuk yang tidak begitu jelas yang saya sendiri tidak tahu penjelasannya apa, sehingga saya namakan “Sama aja kurang lebih” karena trend-nya cenderung datar.

Tipe perjalanan pagi/berangkat kerja

Setelah diplot pada peta, hasilnya cukup menarik. Mayoritas Jakarta dan Tangerang Selatan kecuali Jakarta Timur didominasi oleh warna merah dan merah muda, yang secara umum berangkat lebih pagi lebih baik. Bekasi didominasi biru muda dan tosca yang artinya lebih baik berangkat siang setelah jam 8 kalau memungkinkan. Depok terlihat sangat diverse di mana kalau kamu tinggal di timur seperti Cimanggis, lebih menguntungkan berangkat siang, sementara kalau tinggal di barat dan utara, mending berangkat pagi. Pun demikian dengan Tangerang. Kalau tinggal daerah bandara, mending berangkat pagian, tapi kalau tinggal di selatan seperti Jatiuwung dan Cibodas, mending agak siangan.

Cluster timeseries waktu perjalanan sore

Metode yang sama saya terapkan untuk waktu perjalanan pulang. Ada empat pola yang paling dominan, yaitu simetris dengan termacetnya adalah 17:45 (abu-abu), mending pulang ntaran (salmon muda), pulang jam 4 atau jam 7 sekalian (salmon) dan mending pulang lebih awal (ungu). Kurang lebih keluarga warna salmon memiliki karakteristik yang mirip, yaitu lebih menguntungkan pulang lebih malam.

Setelah dipetakan, polanya tidak kalah menarik dengan tipe perjalanan pagi. Kalau pagi hari sebagian besar Jakarta kecuali Jakarta Barat memiliki pola yang seragam yaitu lebih baik berangkat pagian, keseragaman tersebut tampaknya tidak terlihat disini. Jakarta Pusat, Depok selatan, dan sebagian Tangerang Selatan kompak dengan pulang lebih malam sebagai preferensi, sementara Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat bagian utara, Bekasi timur, dan Tangerang Selatan didominasi dengan pulang jam 4 atau di atas jam 7 sekalian. Bagi penduduk Jakarta Barat, Kota Tangerang bagian selatan, Jakarta Timur bagian selatan dan Depok timur sepertinya lebih menguntungkan jika pulang lebih awal, mungkin untuk menghindari kemacetan lalu lintas antar kota di malam hari.

Tipe perjalanan sore/pulang kerja

Ngomong-ngomong, saya buat peta interaktifnya disini.

Karena saya sebenarnya bukan penggemar aktivitas mengemudi di kala macet, saya pun mengeksplorasi opsi angkutan umum. Saya dapatkan datanya dari Google Maps API, dengan parameter yang sama seperti mengemudi, hanya saja jeda waktunya 15 menit bukan 5 menit. Ternyata mungkin karena tidak ada real-time API yang disimpan oleh Google (atau disupport dinas terkait, ehem), hasilnya sama aja mau pulang jam 4 atau jam lima, atau berangkat jam 7 atau jam 9. Karena itu, untuk durasi berangkat, saya pasang Senin jam 9:00 sebagai waktu kedatangan pada request API dan jam Jumat 17:30 sebagai waktu berangkat untuk memperoleh durasi pulang.

Kiri: durasi berangkat kerja dengan angkutan umum | Kanan: durasi pulang kerja dengan angkutan umum

Saya beri warna kuning muda untuk waktu tempuh 0–40 menit, kuning tua untuk 40–60 menit, oranye untuk 60–80 menit, merah untuk 80–100 menit, merah tua untuk 100–150 menit, hitam untuk di atas 250 menit, dan abu-abu untuk tempat yang tidak tercover oleh Google. Kalau teman-teman penasaran angkutan apa saja yang masuk dalam jangkauan Google Maps API bisa dilihat pada link berikut ini. Menurut saya cukup representatif karena TransJakarta, KRL, bahkan kopaja juga ada di daftar.

Hasilnya, ternyata naik angkutan umum di Jakarta dan sekitarnya secara signifikan makan waktu lebih lama. Mayoritas Bekasi selatan sangat tidak diuntungkan, begitu pula daerah Cengkareng, kecamatan Pinang Tangerang dan Cimanggis Depok. Saya agak ragu untuk kota luar Jakarta ini sebenenarnya karena angkot seperti KOASI tidak dicover Google Maps, jadi mungkin Bekasi tidak separah itu sebenarnya, cmiiw. Tempat-tempat yang dekat dengan stasiun jelas lebih memiliki keuntungan disini, contohnya daerah sekitar stasiun Depok, dimana waktu tempuh naik KRL sekitar 80 menit, kurang lebih sama atau lebih cepat dibanding dengan kalau naik kendaraan pribadi, minus macet dan capek mengemudi + injak rem.

Mengemudi vs angkutan umum, daerah mana saja yang cukup oke untuk naik angkutan umum? Untuk peta interaktif, klik disini

Terakhir, saya buat peta untuk menunjukkan daerah-daerah yang oke juga kalau naik kendaraan umum. Kriteria ok juga adalah waktu tempuhnya maksimal 10 menit dari rata-rata kalau mengemudi. Hasilnya ternyata beberapa daerah di Jakarta pusat seperti Glodok, Pasar Baru, Gambir oke juga ditempuh dengan angkutan umum di jam pulang kerja, begitu pula Pinang Ranti Jakarta Timur. Di pagi hari, berangkat kerja dengan angkutan umum oke juga dari daerah Rawa Buaya, Beji Depok dan daerah di Tangerang dekat stasiun seperti Porisgaga. Kalau tinggal di daerah Fatahillah, Semanan Jakarta Barat, atau Poris Jaya dan Sukarasa, sepertinya cukup beruntung karena baik pagi maupun sore, kelihatannya angkutan umum bisa menjadi opsi yang bisa diandalkan.

Jadi demikianlah ulasan saya tentang commute time di Jadetabek. Saya 100% sadar karena saya bukan subjek pelaku a.k.a warga Jakarta dan sekitarnya, pasti ada yang salah, tertinggal, atau kurang dalam terbahas pada tulisan saya ini, sehingga jangan ragu untuk mencolek saya, menambahkan, atau membenarkan pada kolom komentar. Poinnya adalah, semoga ini bisa menambah wawasan atau mungkin malah membantu teman-teman yang buta Jakarta juga tapi hendak atau sedang baru-barunya pindah di kota metropolitan tersebut. Terima kasih sudah baca sampai akhir dan sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya!

Best,

Mona | silakan sapa saya di nmonarizqa[at]windowslive[dot]com

_______________________

Pranala ke peta interaktif waktu tempuh dengan mengemudi: https://nm2773.carto.com/builder/c65a56d3-d279-442d-89c1-4f1fbbb6a741/embed

Pranala ke peta interaktif angkutan umum https://nm2773.carto.com/builder/0fc8747f-ed1c-444c-9bc1-42b0c727e2bf/embed

Github repo:

--

--